Minggu, 21 September 2014

Ingat 14 Pesan Rasulullah SAW Kepada Wanita ...

Untukmu wahai saudariku wanita muslimah, ingatla baik-baik akan pesan ini:

  1. Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah. (Riwayat       Muslim).
  2. Apabila perempuan yang memakai wewangian (Parfum) kemudian ia keluar berjalan diantara   kaum lelaki, agar mereka mencium bau harumnya maka ia adalah perempuan zina, dan tiap-tiap matayang memandang itu adalah zina. (Riwayat Ahmad, Thabarani dan Hakim)
  3. Dinikahi wanita itu karana empat perkara: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya, maka carilah yang kuat beragama niscaya kamu beruntung.
  4. Wanita apabila ia sholat lima waktu, puasa sebulan Ramadhan, memelihara kehormatan serta taat pada suami, maka masuklah ia dari pintu syurga yang ia kehendaki. (Riwayat dari Ahmad Ibnu Hibban, Thabarani,Anas bin Malik).
  5. Perempuan yang berpakaian dalam dan berhias bukan untuk suaminya dan muhrimnya adalahseumpama kegelapan di hari kiamat, tidak ada cahaya baginya. (Riwayat Tarmizi)
  6. Apabila lari seorang wanita dari rumah suaminya, tidak diterima Sholatnya, sehingga ia kembali dan menghulurkan tangan kepada suaminya (meminta maaf). (Riwayat dari Hassan).
  7. Wanita yang taat pada suami, semua burung-burung di udara, ikan diair, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristigfar baginya selama ia masih taat pada suaminya dan diredainya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).
  8. Dari Muaz bin Jabal bersabda Rasululllah SAW: Apabila wanita yang berdiri di atas kakinya membakar roti (Memasak) untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api, maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka.
  9. Tiap-tiap wanita yang menolong suaminya di dalamurusan agama, maka Allah memasukkanya dalam syurga lebihdahulu dari suaminya (sepuluh ribu tahun) kerana dia memuliakan suaminya di dunia maka mendapat pakaian dan bau-bauan syurga untuk turun ke mahligai suaminya dan menghadapnya.
  10. Ya Fatimah, jika seorang wanita meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya dan memotong kumisnya dan mengerat kukunya, diberi minum oleh Allah dari air sungai syurga, diiringi Allah baginya sakaratul maut dan akan didapati kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman
  11. syurga serta dicatatkan Allah baginya terbebas dari neraka dan selamatlah ia melintasi titian Siratul-mustaqi m.
  12. Wanita yang berkata kepada suaminya “tidak pernah aku dapat dari engkau satu kebajikan pun”. Maka Allah akan hapuskan amalannya selama70 tahun, walaupun ia berpuasa siang hari dan beribadah pada malamnya.
  13. Apabila wanita mengandung janindalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya, Allah mencatatkan baginya setiap hari seribu kebajikan dan menghapus baginya seribu kejahatan.
  14. Apabila wanita mulai sakit untuk bersalin, Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah (perang sabil). Apabila wanita melahirkan anak keluarlah dosa-dosa darinya seperti keadaan ibunya melahirkannya...
  
Semoga bermanfaat buat saya dan terutama buat semua wanita diseluruh dunia yang mengaku muslimah, Jazakallahu khaer ya Ukhti____^_^ 




 TENTANG SEORANG ATHEIS


Apa itu Atheis?
Atheis adalah golongan orang-orang yang tidak mengakui adanya Tuhan. Yang digarisbawahi di sini adalah pengakuannya terhadap Tuhan, bukan keberadaan Tuhan itu sendiri. Faktanya, tidak semua orang atheis adalah atheis sejati. Bahkan boleh dibilang atheisme itu sebenarnya tidak pernah ada.
Seorang ustadz yang dulu aktif berjuang di lapangan bersama-sama para demonstran pada era 1997-1998 merasa geli dengan pengalamannya bersama seorang mahasiswa yang dikenalnya memegang teguh prinsip-prinsip atheisme. Mahasiswa tersebut terkenal sangat anti-Tuhan, anti-agama dan anti segala hal yang berbau religius. Apa dinyana, ketika polisi dan tentara menembakkan peluru tajam ke udara, dia malah berteriak “Ya Tuhan…!”
Adakah orang yang benar-benar tidak percaya Tuhan?
berikut kisah seorang ustadz dan sorang atheis
Suatu malam di Puncak, seorang guru saya, Kang Dicky Zainal Arifin, pernah bercerita tentang pengalamannya berdialog dengan seorang atheis. Dialog tersebut kira-kira begini bunyinya :
Kang Dicky : “Kamu tidak percaya sama Tuhan?”
Atheis          : “Tidak!” (menjawab mantap)
Kang Dicky : “Mau ketemu Tuhan?”
Atheis          : “Mau!”
Kang Dicky : “Dengan cara apa Anda ingin mati?”
(dialog sempat terhenti karena orang atheis ini jadi tersinggung dan merasa dibodohi)
Kang Dicky : “Kamu tidak percaya adanya hidup setelah mati?”
Atheis          : “Tentu tidak!”
Kang Dicky : “Perlu bukti?”
Atheis          : “Jelas!”
Kang Dicky : “Dengan cara apa Anda ingin mati?”
                       (orang atheis tersebut makin tersinggung saja)
          Dalam Al-Qur’an, iman kepada Allah seringkali digandengkan dengan iman kepada hari akhirat (contohnya pada Q.S. Al-Baqarah : 8). Iman kepada Allah dan kepada hari akhirat adalah dua serangkai yang amat fundamental yang bisa menjadi parameter seluruh keimanan seseorang.
Manusia adalah makhluk yang suka memandang hasil, bukan proses. Tanpa adanya hari pertanggungjawaban di akhirat, mungkin tidak akan ada yang peduli dengan aturan-aturan agama. Surga dan neraka adalah alat-alat Allah untuk memberi motivasi kepada manusia untuk tunduk patuh pada perintah-Nya. Kalau manusia tidak diiming-imingi dengan kenikmatan surga atau dibuat takut dengan siksa neraka, mungkin hanya sedikit sekali manusia yang mau beriman. Namun perlu diingat bahwa semua ibadah kita lakukan hanya karena Allah, bukan karena pahala atau karena surga. Inilah level pemahaman keimanan yang sangat tinggi yang telah mencapai derajat kecintaan kepada Allah.
           Beriman kepada Allah dan hari akhir adalah fundamental dalam Islam. Kita tidak dapat memilih salah satu dari keduanya, karena akan menjadi rancu. Kita beriman kepada Allah, tapi bagaimana kita akan terdorong untuk mematuhi aturan-aturan-Nya, sementara kita tidak percaya adanya hari akhirat? Kalau setelah mati kita tidak akan disuruh mempertanggungjawabkan kehidupan kita di dunia, lalu buat apa capek-capek beribadah? Demikianlah ilustrasi pentingnya keimanan kepada Allah dan hari akhir tersebut.
           Dialog antara Kang Dicky dan orang atheis tadi sebenarnya mengandung makna yang dalam. Jika ia (orang yang mengaku atheis itu) benar-benar tidak percaya adanya Tuhan dan kehidupan setelah mati, mengapa ia menolak kematian? Kenapa manusia takut mati? Bukankah hidup ini banyak sakit, lelah dan kecewanya? Mengapa kita menolak kematian, padahal kematian itu adalah istirahat yang tanpa batas?
Jawabannya jelas : di hati kecil setiap manusia tersembunyi kekhawatiran akan adanya pertanggungjawaban setelah kematian.
Tidak ada manusia yang senang dengan kematian, karena mereka khawatir akan dimintai pertanggungjawaban setelah mati. Kaum Muslim yang terjun ke medan perang tidak takut mati karena dijanjikan akan mati syahid, sementara yang syahid tersebut pasti masuk surga tanpa melalui ‘formalitas’ pertanggungjawaban atau hisab. Dengan kata lain, jika kita tidak lagi mengkhawatirkan hidup sesudah mati, maka kita tidak akan takut mati. Sebaliknya, orang yang masih takut mati berarti masih mempercayai adanya Tuhan dan hari akhir, meskipun lidahnya menyangkalnya.

Kebanyakan orang atheis sebenarnya tidak atheis. Mereka hanya orang-orang yang kecewa dengan kehidupan mereka sendiri. Mereka merasa bahwa Tuhan adalah pelayannya. Jika Tuhan tidak memberikan ^pelayanan^ yang cukup baik, mereka pun merasa kecewa.

          Jadi, jelaslah bahwa sang pencipta itu ada dan selalu mengawasi kita. haruslah kita taat dan patuh kepadanya dan menjauhi semua larangannya. semoga kita termasuk diantara orang-orang yang di berikan keimanan dan ketakwaan yang kokoh. Amin ya rabbal alamin ...